Selasa, 26 Februari 2008

Surya Agung, Sosok Petani Sukses

Buah Salak adalah salah salah satu buah lokal asli Indonesia. Buah dengan rasa manis kesat, dan segar ini memiliki beberapa varietas. Namun, salak unggulan yang umum dikenal adalah salak pondoh yang dibudidaya oleh para petani salak di daerah Turi, Cangkringan, Tempel dan Pakem Kabupaten Sleman.
Nah, salah seorang petani yang cukup berhasil dalam usaha budidaya salak, adalah Surya Agung Saputra. Petani muda ini, telah sejak lama menggeluti budidaya salak. Maklum, selain lahir di daerah penghasil salak, keluarga besar Agung adalah juga petani pembudidaya salak.

Sedari kecil, Agung telah berkenalan dengan salak. Menurut Agung, pada awalnya, para petani membudidayakan jenis salak lokal, atau biasa disebut salak jawa, yang umumnya berasa kecut dan tumbuh liar. Namun, sejak 1974, varietas salak pondoh, yang merupakan varietas asli asal Turi mulai dikembangkan oleh Mbah Tomo, yang masih terbilang keluarga Agung.
Salak pondoh asal Sleman memiliki kekhasan karena dibudidaya di lereng gunung merapi yang kaya abu vulkanik, dan berjenis regosol/pasir. Kondisi inilah yang membedakan salak PSS dengan salak dari daerah lain. Selain itu, dibanding salak lain, salak PSS memiliki keawetan dan kesegaran yang lebih lama, dan warna buah yang lebih cerah.
Sejak saat itu, budidaya salak pondoh kemudian berkembang semakin pesat. Sejak 1980an, beberapa kelompok tani mulai terbentuk, dan usaha salak pun diarahkan ke sektor agrowisata pada dekade 1990an. Masa kejayaan petani salak terjadi pada tahun 1985 - 1995. Saat itu, para petani salak menikmati harga penjualan yang cukup tinggi. Saat itu harga satu kg salak, sebanding dengan 10 - 15 kg beras. Namun, krisis ekonomi yang terjadi di akhir tahun 1997 memupus kejayaan itu.
Terdorong oleh semakin turunnya posisi tawar petani akibat harga jual yang tidak menentu, Agung yang lulus sebagai Sarjana Teknik Industri dari Universitas Islam Indonesia tahun 2000 mendirikan CV Surya Alam Sejahtera (SAS) Indomerapi. Lewat perusahaan ini, Agung selain menjadi petani pembudidaya juga membangun kemitraan dengan kelompok tani yang lain, serta memasarkan produk salak sleman dan turunannya. Salah satu upaya pemasaran yang dikerjakan SAS Indomerapi adalah dengan mengembangkan agrowisata kebun salak, dengan mengajak para petani lain untuk membuka kebun salak untuk tak hanya menjadi kawasan produksi, juga sebagai lokasi wisata, penelitian dan pelatihan budidaya. Di lokasi wisata agro ini, para wisatawan yang berkunjung dapat langsung memetik buah salak langsung dari pohonnya.
Usaha Kebun Wisata Salak Pondoh yang pertama dibuka adalah kebun milik keluarga seluas 3 ha. Seiring model pemasaran getok tular, tingkat kunjungan ke kebun keluarga ini semakin meningkat. Tingginya tingkat kunjungan ke kebun wisata keluarga ini, telah membantu meningkatkan penjualan salak pondoh.
Belajar dari sukses ini, Agung juga menjajagi kerjasama dengan Pemda Kab. Sleman untuk mengembangkan kawasan agropolitan yang meliputi kawasan budidaya salak pondoh tak hanya di Kecamatan Turi, melainkan juga di Cangkringan, Tempel, dan Pakem.
Tuntutan pasar yang semakin berkembang membuat Agung menjalankan beberapa inovasi budidaya. Salah satunya adalah dengan mengembangkan usaha budidaya salak organik. Selain target pasar yang tidak lagi hanya menyasar pasar tradisional, juga kini merambah pasar modern, dan kesadaran konsumen yang menginginkan produk-produk sehat, menjadi salah satu dasar pertimbangan budidaya salak organik. Menyikapi hal ini, sejak 1995 proses budidaya di kebun keluarga telah dijalankan tanpa menggunakan pupuk kimia, dan sejak tahun 2000 telah dibuka kebun khusus untuk salak organik.
Hal lain yang menjadi perhatian Agung adalah pentingnya pemberian merek pada produk salak pondoh asal Sleman. Bagaimanapun, merek diperlukan untuk menjadi pembeda produk salak pondoh Sleman dengan salak dari daerah lain. Merek “Pondoh Super Sleman” (PSS) mulai digunakan untuk produk salak pondoh yang dipasarkan Agung. Singkatan nama ini juga memiliki kesamaan dengan klub sepakbola kebanggan masyarakat Sleman. Kesamaan ini, buat Agung adalah peluang. Setiap klub tamu yang menjadi lawan PSS Sleman, senantiasa dikirimi Agung salak PSS juga.
Saat ini, produk Salak PSS sudah menjangkau pasar modern, diantaranya ke supermarket Hero, Hypermart, Carrefour, Jogja Stotre. Namun karena musibah gempa dan kemarau panjang, pasokan untuk pasar modern sempat terhenti, namun kini telah berjalan kembali.
Sekarang ini, Agung melalui SAS telah menjalin kerjasama dengan Bimandiri (afiliate company Amarta Bisma) untuk kegiatan pemasaran dan pengembangan usaha. Salah satunya adalah dukungan Bimandiri untuk menjadikan produk salak PSS seagai produk filiere (CQL) Carrefour. Kegiatan ini mencakup teknik budidaya yang baik (GAP), dan pendokumentasian proses budidaya. Kegiatan ini juga sejalan dengan visi SAS untuk menjadi pemimpin pasar produk pertanian organik dan penyedia layanan rural tourism.

Selain melayani pemesanan salak organik, melalui SAS Indomerapi, Agung juga menerima pemesanan bibit salak pondoh, kontrak pembuatan kebun salak, konsultasi, studi dan pelatihan pertanian, pembuatan kerajinan dari kulit dan biji salak, dan mengembangkan tour ke desa dan homestay Desa Wisata.
Menikah dengan Ari Erta Kumala, SS, alumni Sasra Perancis UGM yang dikenalnya saat kuliah, kebahagiaan Agung sebagai petani salak saat ini semakin lengkap dengan kehadiran dua orang buah hati ; Aulia Zahra Amalia (4 th) dan Tahta Kautsar Muhammad. (1 bln).

Pertanian Berkelanjutan

Pertanian Berkelanjutan Suatu Konsep Pemikiran Masa Depan. Apa itu pertanian berkelanjutan? Pertanian berkelanjutan adalah pertanian yang berlanjut untuk saat ini, saat yang akan datang dan selamanya. Artinya pertanian tetap ada dan bermanfaat bagi semuanya dan tidak menimbulkan bencana bagi semuanya. Jadi dengan kata lain pertanian yang bisa dilaksanakan saat ini, saat yang akan datang dan menjadi warisan yang berharga bagi anak cucu kita.
Menurut Gips, suatu sistem pertanian itu bisa disebut berkelanjutan jika memiliki sifat-sifat sbb:
Mampertahankan fungsi ekologis, artinya tidak merusak ekologi pertanian itu sendiri, Berlanjut secara ekonomis artinya mampu memberikan nilai yang layak bagi pelaksana pertanian itu dan tidak ada pihak yang diekploitasi. Masing-masing pihak mendapatkan hak sesuai dengan partisipasinya
Adil berarti setiap pelaku pelaksanan pertanian mendapatkan hak-haknya tanpa dibatasi dan dibelunggu dan tidak melanggar hal yang lain
Manusiawi artinya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dimana harkat dan martabat manusia dijunjung tinggi termasuk budaya yang telah ada Luwes yang berarti mampu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi saat ini, dengan demikian pertanian berkelanjutan tidak statis tetapi dinamis bisa mengakomodir keinginan konsumen maupun produsen.Mengapa harus berkelanjutan?Apa bisa berlanjut? merupakan pertanyaan mendasar dan apakah itu mungkin? Jawabannya adalah mungkin asalka semua yang berkait dengan pertanian itu sadar dan melaksanakan prinsip-prinsip pertanian yang berkelanjutan. Salah satu alasan mengapa harus berlanjut adalah pengalaman selama ini dimana input tinggi telah menyebabkan degradasi lahan secara nyata. Sebagai contoh penggunaan pestisida yang berlebihan menyebabkan resurgensi, resistensi dan munculnya hama penyakit sekunder.
Penggunaan pupuk yang berlebihan malah menyebabkan pertemubuhan vegetatif yang tak diinginkan dan di daerah hilir menyebabkan eutrifikasi (suburnya perairan akibat akumulai hara oleh aliran air). Lahan sebagai penopang utama telah rusak, maka akan sangat mahal biaya yang harus dikeluarkan dan dimasa yang akan datang anak cucu hanya ditinggali barang sisa kurang bermutu. Pada hal harapakn kita semua generasi yang akan datang harus lebih baik daripada generasi saat ini.Langkah apa yang bisa dilaksanakan?Langkah yang bisa ditempuh adalah pertama meningkatkan kesadaran pertanian berkelanjutan. Kedua setiap pihak yang berkait dengan pertanian melaksanakan prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan. Ketiga dukungan konsumen yang tidak mengkonsumsi produk pertanian yang tidak ramah lingkungan.
Langkah operasional yang bisa dilaksanakan adalah : melaksanakan pengolahan tanam minimal, sebanyak mungkin menggunakan pupuk organik, melaksanakan pengendalian hama penyakit dengan bahan yang ramah lingkungan.Memang hal ini masih menjadi hal yang utopis, tapi sesuai dengan nasehat ulama besar AA Gym agar mulai dari yang terkecil,mulai sekarang juga dan mulai dari diri sendiri. Itu memerlukan waktu yang panjang. Marilah kia wujudkan pertanian berkelanjutan sesuai dengan tupokasi lembaga masing-masing. Muara dari semua upaya itu adalah meningkatkan kesejahteraan kita semua tanpa kecuali. Semoga.

Penghargaan Untuk SICANTIK

PENGHARGAAN KETAHANAN PANGAN UNTUK GUBERNUR DIY

Sehubungan dengan komitmen dan motivasi yang tinggi dalam menggerakkan partisipasi dan mendorong keberdayaan masyarakat dalam membangun ketahanan pangan di Daerah Istimewa Yogyakarta, Bapak Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X telah mendapatkan “PENGHARGAAN KETAHANAN PANGAN TINGKAT NASIONAL TAHUN 2007” dari Presiden RI, yang diserahkan secara langsung oleh Bapak Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada hari Kamis tanggal 15 Nopember 2007 di Istana Negara.

Penghargaan tersebut sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 588/Kpts/KP.450/11/2007 tanggal 1 Nopember 2007 tentang Penetapan Penerima Penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional Tahun 2007 bagi Gubernur, Bupati/Walikota dan Pejabat Fungsional dan diberikan sebagai penghargaan atas komitmen dan motivasi mereka terhadap negara dan bangsa Indonesia dalam Pembangunan Ketahanan Pangan di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pada kesempatan yang sama, Bapak Presiden RI juga menyerahkan penghargaan serupa kepada :

1. Bupati Bantul Drs.H.M.Idham Samawi, berupa “PENGHARGAAN KETAHANAN PANGAN TINGKAT NASIONAL TAHUN 2007 BAGI BUPATI”
2. KCD Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Sudarsini, SP, berupa “PENGHARGAAN KETAHANAN PANGAN TINGKAT NASIONAL TAHUN 2007 BAGI PETUGAS PENGUMPUL DATA (KCD)”
3. PKK Kelompok Anggrek Mekar, Desa Minomartani, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, berupa “PENGHARGAAN KETAHANAN PANGAN TINGKAT NASIONAL TAHUN 2007 BAGI KELOMPOK MASYARAKAT, KELOMPOK PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT”
4. Kelompok Tani Si Cantik, Desa Bangun Kerto, Kecamatan Turi Kabupaten Sleman, berupa “PENGHARGAAN KETAHANAN PANGAN TINGKAT NASIONAL TAHUN 2007 BAGI PETANI/KELOMPOK TANI AGRIBISNIS HORTIKULTURA KELOMPOK TANAMAN BUAH (KATEGORI KELOMPOK USAHA)”
5. UD Sumber Rejeki, Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo, berupa “PENGHARGAAN KETAHANAN PANGAN TINGKAT NASIONAL TAHUN 2007 BAGI PETANI/KELOMPOK TANI AGRIBISNIS HORTIKULTURA KELOMPOK TANAMAN SAYURAN DAN BIOFARMAKA (KATEGORI PERUSAHAAN)”
6. Petani Budidaya Tanaman Tebu Desa Caturtunggal, Kecamatan depok Kabupaten leman, H.Hadi Sutrisno, berupa “PENGHARGAAN KETAHANAN PANGAN TINGKAT NASIONAL TAHUN 2007 BAGI PETANI/KELOMPOK TANI AGRIBISNIS PERKEBUNAN”

Penghargaan Ketahanan Pangan tahun ini, diberikan kepada sekitar 156 orang yang berprestasi dan berkomitmen membangun ketahanan pangan nasional, antara lain ; 6 orang gubernur, 11 orang bupati dan 1 orang walikota, 108 wakil kelompok tani, 30 aparat fungsional dan pejabat teknis.

Kelompok Tani SICANTIK

Kelompok Tani 'Si Cantik' adalah organisasi kelompok tani yang berdomsili di Dusun Ledoknongko, Bangunkerto, Turi,Sleman.
Desa Bangunkerto, Kecamatan Turi telah dikenal sebagai desa penghasil salak terbesar di Indonesia. Mayoritas penduduk di wilayah desa ini memiliki sumber penghasilan dari perkebunan salak. Alhasil ketika musim panen, bisa mendongkrak penghasilan warga desa. Suasana ini terasa kental ketika memasuki wilayah desa ini, di sepanjang jalan, dan sejauh mata memandang pasti ada kebun salak yang menjadi tumpuan harapan.
Oleh karena itulah untuk mendukung pendapatan, maka para warga membentuk suatu perkumpulan atau biasa disebut dengan kelompok Tani. Kelompok Tani ini terdiri dari para petani salak yang berdomisili di daerah Ledoknongko dan sekitarnya.
Untuk meningkatkan pendapatan warganya, adalah tujuan awal dari terbentuknya kelompok tani salak pondoh ”Si Cantik” . Berawal dari kelompen Capir ”Berseri” yang didirikan oleh Departemen Penerangan, akhirnya berhasil mengumpulkan para petani salak di Dusun Ledoknongko. Setelah dibubarkanya Deprtemen Penerangan, maka dengan inisiatif dari beberapa anggotanya dan keinginnan untuk menjadi lebih maju, dibentuklah suatu pemikiran awal menjadi kelompok Tani.
Sejak tahun 1995, sudah mulai dikembangkan perkebunan salak yang menghasilkan salak organik, dengan nulai mengurangi tingkat pengunaan pestisida maupun pembasmi hama dari bahan kimia lainnya, menjadikan hasil salak mereka memiliki nilai lebih dibandingkan dengan salak dari kebun yang lain.
Kelompok Tani “si Cantik” mulai membuktikan eksistensinya dengan membuat inovasi berupa salak organik. Perbedaan salak organik dengan salak biasa yang utama adalah salak organik lebih ramah lingkungan, tanpa menggunakan pestisida maupun bahan kimia lain yang membahayakan.
Kelompok Tani ini pada awalnya memiliki fungsi hanyalah mengumpulkan warga yang memiliki kebun salak dengan syarat :
1. Punya kebun salak minimal 100 rumpun
2. Berlokasi di ledoknongko
3. Sanggup menuruti aturan organisasi
Dan pada tahun 2002, secara resmi kelompok tani salak pondoh ”Si Cantik” didirikan dan mendapat piagam pengakuan kelas pemula untuk kebun buah.
Asal nama ”Si Cantik” berasal dari :
1. Kata “cantek” yang merupakan anakan pohon salak
2. Kata cantik yang menggambarkan hal-hal indah
Selain itu kata ”CANTIK” juga merupkan singkatan dari pedoman mereka, yaitu :
C : Cekatan A : Antusias N : Nalar T : Telaten I : Inovatif K : Kreatif
Pada Tahun 2007 Kelompok Tani "SICANTIK" mendapatkan penghargaan tingkat nasional untuk kategori ketahanan pangan. Penghargaan diberikan langsung oleh Presiden RI Bp. Soesilo Bambang Yudhoyono. Sebagai Mitra Produsen INDOMERAPI, kelompok tani "SICANTIK" telah menunjukan kepada kita bahwa pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan tetap merupakan pilihan utama.
disunting dari : www.bangunkerto.com


Rabu, 13 Februari 2008

Product - SALAK ORGANIC SICANTIK

SALAK ORGANIK SICANTIK

Deskripsi
Salak Pondoh yang dibudidayakan secara organik pertama di Sleman, tepatnya Lereng Merapi bagian Selatan dengan kekhasan warna kulit cerah mengkilat dengan kandungan nutrisi maksimal karena dipetik saat kondisi mengkal.
* Luas Lahan : 27 ha
* Keawetan : 10 hari
Kapasitas Produk
Mampu memenuhi permintaan pasar sebesar 4000 pack /bulan untuk kemasan 1 kg
Target & Positioning
SES A


Product-PSS GRADING

P S S GRADING

Jenis Produk : Buah Segar
Jenis Buah : Salak Pondoh Sleman
Merk dagang : SALAK PSS Grading
Isi Kemasan : 10 Kg / 25 Kg / 30 Kg / 40 Kg / 50 Kg
Jenis Kemasan : Bahan Kardus
Diberi Label / Merek SAS Indomerapi
Dengan Keterangan Berat Bersih dan
Jumlah (pcs) produk per Kemasan.
Tanggal Panen
Grading Mutu Produk
1. Varian Grading A: Isi dalam 1 Kg maksimal 15 biji
Dalam Satu pack 10 Kg isi maksimal 150 biji
2. Varian Grading B: Isi dalam 1 Kg 15-18 Biji,
Dalam satu pack 10 Kg isi Maksimal 151 – 180 biji
3. Varian Grading C: Isi dalam 1 Kg 19-25 biji
Dalam satu pack 10 Kg isi maksimal 181-250 biji

Targeting & Positioning
Pasar Modern, Eksport

Product - SALAK PSS

SALAK PONDOH SUPER SLEMAN (PSS)

Deskripsi
Salak Pondoh Super yang khusus dibudidayakan di Sleman, dengan kekhasan rasa dan kesegaran buah yang berbeda dibandingkan dengan produk salak yang dibudidayakan di luar Sleman.
* Taksonomi salak: Salacca Zallaca, family: Palmae
* Luas Lahan: 1.500 Ha, (5 juta rumpun salak se kabupaten Sleman)
* Masa Kesegaran: 1 (satu) minggu dalam suhu +/- 18C dari tanggal panen

Kapasitas Produk
Mampu memenuhi permintaan pasar lebih dari 30 ton buah segar/bulan


COMPANY PROFILE SAS INDOMERAPI

PROFIL SAS INDOMERAPI

SURYA ALAM SEJAHTERA (SAS) INDOMERAPI adalah organisasi swasta yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan yang bersifat bisnis profesional berbasis ekonomi kerakyatan.Didirikan oleh seorang petani muda Surya Agung Saputra, S.T dan dikelola dengan menjalin kerjasama antar petani/kelompok tani untuk meningkatkan kesejahteraan para petani.
SAS INDOMERAPI merupakan lembaga swasta yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan khususnya bidang-bidang yang berbasis ekonomi kerakyatan, pemberdayaan masyarakat, pemanfaatan sumber daya lokal, serta pelestarian alam, lingkungan serta sosial budaya (khususnya komunitas lereng Merapi bagian selatan).

SAS INDOMERAPI terbuka untuk bekerjasama dengan pemerintah, LSM, organisasi tani, peneliti, akademisi, koperasi serta individu maupun pihak swasta yang intens terhadap pengembangan bidang pertanian organik yang ahkirnya bertujuan agar terlindunginya petani kecil dari sistem yang menindas, terjaganya keseimbangan ekologi, serta berkeadilan sosial. Hal ini bisa diwujudkan apabila ada prinsip keberpihakan kepada petani, kesetaraan, demokratis, transparansi, menghargai kearifan lokal, independen dan akuntabilitas.

KONSEP DASAR SAS INDOMERAPI
1. Prinsip ekonomi kerakyatan
2. Pemberdayaan masyarakat
3. Berbasis pada sumber daya lokal
4. Pelestarian alam, lingkungan, budaya & sosial ( komunitas Lereng Merapi bagian selatan)

VISI DAN MISI
1. Pemimpin Pasar Produk Pertanian Organik dan Penyedia Layanan Rural Tourisme
2. Inovator dan first mover untuk budidaya dan pengembangan pertanian organik beserta diversifikasi usahanya
3. Memajukan perekonomian masyarakat dengan memberdayakan sumber daya manusia dan sumber daya lokal melalui Usaha Pendampingan, Pembinaan, dan Kerjasama Pemasaran Produk.
PRINSIP USAHA SAS INDOMERAPI
Pertanian organik adalah pendekatan baru di bidang pertanian yang berdasarkan pada prinsip berkelanjutan (sustainability) untuk peningkatan produktivitas dan sekaligus upaya mempertahankan basis sumber daya. “Pertanian berkelanjutan” dapat didefinisikan sebagai ‘pengelolaan sumber daya pertanian untuk memenuhi kebutuhan manusia yang terus berubah dan sekaligus mempertahankan maupun meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta melestarikan sumber daya alam’.
Berdasarkan hal ini SAS INDOMERAPI menerapkan beberapa prinsip di dalam aktivitasnya, yaitu antara lain:
Kemantapan secara ekologis
Upaya untuk mempertahankan harmoni kualitas sumber daya dan agro-ekosistem secara keseluruhan (manusia, tanaman, hewan dan organisme tanah) dengan cara pengelolaan tanaman, hewan, tanah dan manusia yang terlibat di dalam aktivitas pertanian secara biologis (self-regulating atau mengatur diri sendiri).
Dengan kata lain, sumber daya alam dipergunakan sedemikian rupa agar selalu diperbaharui dan sekaligus menghindari pencemaran terhadap tanah, air dan udara.
Keberlanjutan secara ekonomis
Upaya untuk menjaga agar petani dapat memenuhi kebutuhannya serta memperoleh kembali seluruh tenaga, waktu dan biaya yang dikeluarkannya dengan layak dan fair. Keberlanjutan ini tidak saja diukur dari produk usaha tani, tetapi dari kemampuan petani untuk ikut melestarikan sumber daya alam serta memperkecil resiko kerusakan lingkungan.
Prinsip keadilan (justice)
Sumber daya alam dan kekuasaan hendaknya didistribusikan sedemikian rupa sehingga kebutuhan dasar (basic need) dapat terpenuhi secara merata dan hak-hak petani dalam penggunaan lahan, akses modal, bantuan teknis, peluang pemasaran dan sebagainya dapat dijamin lebih baik.
Prinsip Kemanusiaan (Humanity)
Aktivitas pertanian hendaknya mengedepankan penghormatan terhadap martabat manusia. Hubungan kelembagaan yang dianut pun didasarkan pada prinsip-prinsip dasar umat manusia yaitu: kepercayaan (trust), kejujuran (honesty), kebijaksanaan (wisdom), kemitraan (partnership), penghormatan (respect), dan cinta kasih (love).
Prinsip keluwesan (fleksibility)
INDOMERAPI akan terus-menerus menyesuaikan diri terhadap perubahan usaha tani yang berlangsung secara terus menerus. Dalam konteks ini pertanian seharusnya tidak saja bertumpu pada perkembangan teknologi pengolahan, tetapi juga tak henti-hentinya melakukan inovasi budaya berupa kearifan-kearifan lokal ( local wisdom).


MITRA USAHA ASOSIASI PETANI SALAK INDOMERAPI

(Kebun yang diarahkan pada Budidaya Organik)
*. Jumlah Kelompok Tani : 17 Kelompok
*. Luas Area : + 136 Ha
*. Jumlah Pohon Salak : + 348.000 rumpun
*. Kapasitas Produksi : + 2.200 ton / th
( + rata-rata 183/bln atau 6 ton / hr)